Helikopter Buatan Mahasiswa Politeknik Negeri Padang, Siap Berikan Kontribusi
Jika selama ini banyak yang mengunakan helikopter atau pesawat sejenisnya untuk melakukan foto udara atau pemantauan untuk pemetaan daerah rawan bencana, tentunya akan memerlukan biaya yang cukup mahal. Dengan melakukan pemetaan daerah bencana akan mengetahui secara jelas kondisi dilapangan, seperti halnya banjir bandang yang terjadi di kawasan Limau Manis Kota Padang, dan sudah dua kali dalam kurun waktu satu tahun, tentunya jika dilakukan pementaan udara dan mengetahui potensi bencana, sekiranya dapat menguragi korban jiwa dan antisipasi jumlah kerugian.
Kedepan metode tersebut setidaknya akan dapat diwujudkan, sebuah karya “Quad copter” (Helikopter mini) dari Vebry Adrian, seorang mahasiswa DIV jurusan Teknik Elekronika, Politeknik Negeri Padang (PNP) sedikit banyaknya akan dapat menjawab berbagai permasalahan tersebut.
Berawal dari kecanduanya dalam dunia robotic, telah menginspirasi Vebry dalam berinovasi dan menuangkanya kedalam bentuk nyata. Saat ditanyai Harian Padang bagaimana perasaanya setelah berhasil membuat Quad copter, Vebry malah mengakui dirinya merasa takut, “saya malah takut, tajut ngak bisa keluar dari kecanduan berkarya dirobot terbang hehehe,” ujarnya sedikit bergurau saat diwawancara Harian Padang Senin (7/1).
Helikopter mini buatan mahasiwa Politeknik Negeri Padang ini memiliki lebar kurang lebih satu meter, mempunyai enam baling baling, dan dilengkapi denga kamera. Butuh waktu tiga bulan dalam pembuatan robot Quad copter tersebut, Vebri mengaku telah merencanakanya jauh-juah hari, untuk sparepart nya sendiri dirinya harus memesan dari Surabaya, Bandung , Medan dahkan dari Cina. “Pemesanan sparepart awal september 2012, sampai di Padang September akhir 2012 asal sparepart dari china, surabaya, bandung dan medan, sparepartnya tak jauh beda dari sitem aeromodelling yang di pakai pada pesawat sungguhan,” ujarnya.
Vebry menceritakan kendala yang dihadapinya dalam merampungkan Quad copter adalah dalam memahami konsep terbang pesawat tersebut, dan yang tidak kalah sulit adalah mencari komponennya, “komponen yang susah nyarinya dan harganya juga tinggi di indonesia,” ujarnya
“Kalau daerah lain sudah banyak yang bikin tapi di sumbar belum ada, kalau Sumatera yang ada di Medan, Sumbar sama Lampung,
kendalanya sekarang karena masih belum lengkap sparepart jadi kalau terbang tinggi sering kebawa angin,” tambah Vebry.
kendalanya sekarang karena masih belum lengkap sparepart jadi kalau terbang tinggi sering kebawa angin,” tambah Vebry.
Melihat idenya tersebut, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Robotic telah membentuk tim untuk membantu dirinya untuk melakukan berbagai inovasi, dibantu dengan salah satu temanya yang juga ikut UKM robotic dan dua orang dosen pembimbing diantaranya Anton Hidayat, Dosen dari Teknik Elektornika.
Nantinya, ungkap Vebry juga bisa dilengkapi dengan teknologi GPS, sehingga dapat melakukan pengukuran luas lahan. “Ini perancangannya bisa pakai GPS, jadi nanti aplikasi buat pemetaan bisa buat mengukur luas lahan, dan sekalian monitoring, buat survei bencana juga bisa, karena data kamera yang terbang secara real time bisa dilihat dari bawah,” tambahnya.
Harapan semoga ada pihak yg lebih perhatian selain swasta karena ini manfaatnya banyak buat daerah sumbar yang sering kena bencana atau gempa,” tutupnya.
Sementara itu Pembantu Direktur III, Surfa Yondri saat ditanyaai seputar prestasi mahasiswanya tersebut, Surfa mengaku bangga atas kreasi mahasiswanya, menilai kontribusi yang dapat diberikat helikopter mini tersebut kelak, Surfa mengaku juga telah menawar karya tersebut kepada pihak BPBD (Badan Perencanaan Penangulangan Bencana Daerah) Provinsi Sumbar.
“Kita tawarkan dengan BPBD karena, teknologi ini bisa membantu BPBD dalam memantau potensi bencana, seperti potensi banjir bandang, sudah melalanda kota padang kali dalam tahun 2012 lalu, dengan teknoloi ini tentunya akan mengurangi dampak bencana, dengan biaya yang lebih murah dari pada menggunakan helikopter sungguhan tentunya lebih murah,” ungkap Surfa.
Surfa berharap tentunya Quad copter dapat membantu pemertintah dalam monitoring daerah bencana. “Harapan saya kalau nati selsai, kita dalam membantu pemerintah dengan monitoring daerah bencana, dengan fuaad copter kta dapat mengetahui kondisi di lokasi, baik longsor dan banjir bandang, karena akan dilengkapai dnegan kamera yang dapat dipantau langsung secara online atau rekaman data, saat ini kia measih memasakai kamera yang sederhana, karena terkendala beban juga yang maksimal 6 kilo, dan ini bisa kita optimalkan tergantung dananya nanti,” tutup Surfa.
sumber : http://kasikose.wordpress.com/2013/01/09/quad-copter-siap-petakan-potensi-bencana/
No comments:
Post a Comment